Saturday, December 19, 2015

Review: Thor - The Dark World

Setelah IRON MAN 3, satu lagi kepingan Marvel Cinematic Universe Phase 2 dirilis. Kali ini berkonsentrasi pada karakter Thor dan dunianya yang dibawakan dengan memesona oleh aktor Australia, Chris Hemsworth.
Thor The Dark World Review
Sebagai sekuel, tentu saja mengharapkan bila THOR: THE DARK WORLD menghadirkan sesuatu yang baru. Nyatanya tidak. Namun tenang saja, Alan Taylor selaku sutradara mampu memberi bumbu-bumbu agar sekuel yang ia tangani tetap memiliki greget.
Chris Hemsworth on the set of "Thor 2" facing his darkest enemies, London, UK
Maka, setelah paruh awal yang jujur saja sedikit membosankan, film kembali menampakkan taring pada pertengahan hingga bagian klimaks yang penuh kejutan.
Para ensemble cast bermain dengan aman. Namun lagi-lagi, Loki alias Tom Hiddleston berhasil mencuri perhatian dengan gayanya yang khas. Jangan lupakan twist dan adegan konyol yang pasti tak akan pernah kamu sangka-sangka.
NB: Jangan tinggalkan bioskop sampai credit title benar-benar berakhir. Karena ada dua klip tambahan khas film Marvel yang terletak di tengah dan akhir.

Thursday, December 17, 2015

Review: Iron Man 3


Walaupun mungkin sebagian penonton mengusung berbagai ekspektasi yang cukup tinggi dalam Iron Man 3, nampaknya ekspektasi tinggi tersebut harus dipangkas untuk mampu menikmati film Iron Man 3 sepenuhnya.
Plot installment ketiga serial Iron Man ini lebih terfokus pada upaya Tony Stark dalam usahanya mengatasi trauma serta melindungi orang-orang terdekatnya dari aksi teror The Mandarin. Sepanjang film Anda akan disuguhkan sebuah alur cerita bagaimana perkembangan kepribadian serta usaha keras sang tokoh utama dalam Iron Man 3 tersebut, tetapi di sisi lain alur serta klimaksnya akan terkesan berjalan terburu-buru dan kurang mengena.
Berbagai aksi pertempuran seru tentunya kembali menghiasi film ini, terlebih karena Anda akan menemukan kostum baru dari Iron Man yang sudah dibeberkan sejak trailer perdananya, yaitu Mark-42, serta berbagai inovasi dari Tony Stark lainnya untuk melawan musuh. Tak hanya memiliki aksi pertempuran, Iron Man 3 juga masih dapat membuat Anda terhibur dengan bumbu drama serta berbagai adegan yang dapat membuat penontonnya tertawa.
Iron Man 3 mungkin tidak dapat memenuhi ekspektasi tinggi untuk sebagian penonton, terutama dalam bagian alur yang cenderung datar dan terburu-buru. Walaupun begitu, berbagai aksi Tony Stark sang Iron Man serta intrik yang terjadi sepanjang film masih mampu memberikan hiburan yang menarik. Tak ada salahnya untuk meluangkan waktu Anda menonton installment ketiga ini karena Iron Man 3 tetap menjadi salah satu pilihan yang layak untuk ditonton pada musim panas tahun ini, terutama jika Anda adalah penggemar film aksi superhero.

Review: Frozen

FROZN_014M_G_ENG-GB_70x100.indd

Setelah kesuksesan Tangled ditahun 2010 dan Wreck-It Ralph ditahun 2012 lalu yang keduanya sangat unggul di hampir semua aspek film animasi, kini dipenghujung tahun 2013, Disney kembali merilis sebuah film animasi terbaru berjudul Frozen. Dan seperti judul postingan ini, Frozen memang berhasil tampil beda dari film animasi kebanyakan. Cerita pasang surut emosional tentang persaudaraan antara kakak beradik perempuan dalam film ini begitu kuat disepanjang film. Kita diajak bagaimana rasanya menjadi seorang Queen Elsa yang bingung dan ketakutan dalam mengendalikan kekuatan ajaib yang dimilikinya. Kita juga diajak bagaimana rasanya menjadi Anna, seorang adik yang tidak tahu apa-apa yang tujuannya hanya ingin tinggal bisa dekat dengan kakaknya. Porsi humor dan romantis dalam ini juga cukup berhasil disajikan disepanjang film.

frozen-movie-review

Selain Queen Elsa dan Anna yang sangat sukses dalam perannya, Karakter pendukung lainnya seperti Pangeran Hans, Kristoff serta si Snowman Olaf dan Keledai Stev berhasil mencuri perhatian dengan dialog dan humornya yang segar. 

frozen-disney-ana-olaf-kristoff-sven-570x294

Seribu jempol untuk para pengisi suara Frozen yang berhasil memberikan performa nya yang begitu baik ditambah dengan beberapa part mereka menyanyi. Lagu-lagu yang dibawakan dalam film ini juga sangat luar biasa keren juga enak ditelinga. Untuk segi visualisasi dan efek jangan diragukan, Frozen tampil sempurna dengan animasi-animasi yang memikat dan mewah khas Disney.
Overall, for me FROZEN is The Best Animated Movie of The Year (2013)!


[9.5/10]


Review: Alice in Wonderland

Visi liar Burton dalam menciptakan dunia Underland benar-benar menghipnotis, terima kasih untuk tidak men-spoiler semuanya di trailer, karena ternyata film ini jauh lebih indah dari apa yang dibayangkan. Pohon-pohon berbentuk melengkung dengan ranting-rantingnya yang unik, jamur yang bertebaran beraneka ragam bentuk dan berwarna-warni (menggemaskan untuk tidak menggigitnya), makhluk-makhluk fantasi yang menghuni berkeliaran kesana-kemari, dan keunikan lain yang bisa dilihat di film ini, berhasil menciptakan sensasi yang menggelitik syaraf-syaraf imajinasi untuk nantinya ikut masuk kedalam Underland. Burton menciptakan tribut-nya sendiri untuk Caroll lewat film yang rilis pada 4 Maret 2010 di Indonesia ini. Karakter-karakter unik yang menjadi ciri khas sutradara berambut ala Robert Smith ini juga ditularinya untuk “merakit” para penghuni Underland. Karakter-karakter seperti Tweedledum dan Tweedledee, Mad Hatter, atau Dormhouse, dan karakter lainnya tampil fantastis dengan masing-masing keunikannya serta sangat cocok dengan dunia fantasi disekitarnya. Dengan cerita adaptasi yang digodok oleh Linda Woolverton (Mulan, Lion King, Beauty and The Best), film ini hadir dengan cerita yang cukup bersahabat dan tidak muluk-muluk dibuat berlebihan dan memusingkan (apalagi bagi mereka yang tidak kenal cerita Alice ini). Tapi memang cukup disayangkan film ini seharusnya punya cerita yang bisa digarap lebih, entahlah untuk film yang disutradarai oleh Burton, Alice memang dirasa kurang memuaskan dari segi bercerita dengan plot yang kurang maksimal.
Kekurangan yang ada beruntung bisa ditutupi sekali lagi oleh visualnya dan juga oleh jajaran pemain yang bermain apik dalam melakonkan masing-masing karakternya di film ini. Sebut saja Helena Bonham Carter yang dari awal sudah mencuri perhatian dengan tindak tanduknya sebagai ratu yang sangat kejam. Helene (yang tak lain adalah istri Burton) dengan balutan Red Queen yang gemar memenggal kepala orang yang tidak disukainya ini, tampil luar biasa di sepanjang film, menampilkan mimik-mimik yang menghibur dengan bentuk kepala yang sangat besar itu. Akting, cara dia berbicara, dan teriakan-teriakannya tersebut, sukses memberi kesan Ratu yang pasti sulit disukai oleh rakyatnya dan juga menakutkan karena gampang sekali memberi perintah jahat ini-itu. Helena memang bermain “wonderful” di film ini, begitu pula dengan Johnny Depp sebagai Mad Hatter, bisa menandingi akting lawan mainnya Helena yang sudah beberapa kali bermain bersama dengannya (di film Tim Burton). Sayangnya untuk tokoh sentral Alice yang diperankan oleh Mia Wasikowska, penampilannya bisa dibilang tidak begitu gemilang, aktingnya justru biasa saja. Secara keseluruhan Alice in Wonderland adalah petualangan yang mengasyikan di dunia Underland, visual yang menghibur mata, tidak lupa memberikan kisah yang menyenangkan ala dongeng anak-anak (walau terdapat kekurangan dari sisi cerita). Film ini juga mengajarkan dengan baik  sikap “ksatria” lewat sisipan moral cerita, dimana kita ada baiknya menghadapi masalah seberapa buruk dan seberapa tidak mungkinnya masalah tersebut, sebaliknya jangan lari dari sebuah masalah. I love Alice in Wonderland, Enjoy!

Rating: 4/5

Review: Toy Story 3






Akhirnya, Toy Story diakhiri juga lewat Toy Story 3 yang dirilis 1 dekade setelah film keduanya (Toy Story 2). Bagi saya, Toy Story 3 merupakan penutup yang manis bagi trilogi Toy Story. Ibarat sebuah jamuan makan malam yang lezat, Toy Story 1 adalah appetizer yang menggugah selera, Toy Story 2 bagaikan hidangan utama yang mengenyangkan, maka Toy Story 3 serupa dessert berupa chocolate cake yang lembut, manis dan begitu lezat, namun di lain sisi cukup menyedihkan karena akhirnya kita menyadari bahwa jamuan makan malam yang luar biasa tersebut telah berakhir. Toy Story ditutup dengan sebuah film yang begitu indah, cantik, dan emosional. Sangat emosional bahkan ketika kita sadar bahwa Toy Story adalah film animasi, dengan tokoh mainan yang gag lain gag bukan cuma benda mati. Toy Story 3, jelas merupakan sebuah penutup yang benar-benar sesuai dan unforgettable untuk mengakhiri petualangan Woody, Buzz dan teman-temannya.


Kalau di episode sebelumnya, kita melihat bahwa Woody berusaha tegar untuk menghadapi masa depan, bahwa suatu saat ada kemungkinan Andy akan melupakannya, maka di Toy Story 3 kejadian tersebut akhirnya benar-benar terjadi. Andy sudah dewasa dan akan berkuliah, maka sudah sepantasnya ia mengucapkan perpisahan kepada sahabat-sahabat baiknya semasa kecil. Perpisahan itu menjadi sebuah perpisahan yang menyedihkan, sekaligus mengesankan. Saya pun dibuat trenyuh akan kenyataan pahit itu, yang memang tidak bisa terhindarkan. 



Di bagian akhir ini, John Lasseter yang menyutradarai kedua film sebelumnya digantikan oleh Lee Ulkrich yang sebelumnya bekerja di bagian editing. Lasseter sendiri berada di belakang layar dengan menjadi penulis naskah. Pergantian sutradara tersebut nyatanya tidak menghasilkan film yang lebih mengecewakan dibandingkan kedua film sebelumnya, sebaliknya, bagi saya Toy Story 3 menjadi sajian yang jauh lebih lengkap dibandingkan film sebelumnya atau bahkan film animasi lainnya. Ulkrich dengan baik merangkum semua bentuk emosi itu : kita dibuat tertawa akan humor-humor yang diciptakan oleh para tokoh mainan itu, kita dibuat tegang oleh petualangan mereka yang seru dalam membebaskan diri dari neraka Sunnyside, kita dibuat kesal oleh tokoh Lotso yang jahat, kita dibuat terkejut dengan kecerdasan otak-otak mainan itu saat melarikan diri dari Sunnyside, dan tentu saja, kita dibuat sedih akan makna perpisahan tersebut... Sungguh, Toy Story 3 adalah sajian yang luar biasa menakjubkan, pun karena ini hanyalah sebuah film animasi!


Sunday, December 6, 2015

Review: Avatar


Sekali lagi James Cameroon membuat film yang SENSASIONAL…!!
Semua orang yang sudah menonton film ini pasti berkata WOW…!!
Avatar menampilkan CGI yang sangat mulus, hutannya terlihat sangat nyata. Ekspresi, mimik dan gerakan Na’vi sangat halus dan persis menyerupai manusia asli, detail binatang – binatang pun tak luput dari kacamata sang sutradara briliant ini.
Plot cerita yang sangat bagus dan ini yang membuat AVATAR tak hanya film yang mementingkan EFEK seperti HULK, G-FORCE dan masih banyak lagi yang melupakan plot cerita dan hanya menjual EFEK. Hebatnya lagi James Cameroon menambah bahasa bangsa setempat (Na’vi) yang semakin membuat film ini terlihat sangat realistik.
SKOR :
(skala 1 – 7)
EFEK / PENGAMBILAN GAMBAR : 6.5
CERITA : 5
AKTING PEMAIN : 5.5
KESELURUHAN : 5.65
FILM YANG WAJIB DITONTON
( TRY AVATAR 3D AND ENTER THE PANDORA..!! )

Thursday, December 3, 2015

Review: Spectre



James Bond telah kembali dengan film terbarunya, Spectre. Lanjutan dari film Skyfall yang dirilis 3 tahun lalu, dan sekaligus merupakan film James Bond tersukses dalam sejarah box office. Dan tentu saja, di film ini sutradara Sam Mendes dan tim produksi berusaha untuk menampilkan film ini pada tingkat keseruan yang berbeda, menggunakan stunts yang lebih baik, plot yang lebih kompleks, twist yang tidak terduga, dan intensitas emosional yang lebih besar dari film-film Bond yang pernah dibuat sebelumnya.



Sebelumnya, mungkin kita masih bingung dengan arti dari judul film Bond pada kali ini, Spectre. Kata Spectre memiliki arti bahaya atau ancaman. Film ini dibuka dengan adegan di Meksiko yang fantastis dan membuat kita terus masuk mengikuti plot dan menggali jauh ke masa lalu Bond. Pemilihan judul Spectre memang tepat, karena menggambarkan keseluruhan petualangan Bond dalam film ini yang penuh dengan bahaya, kejar-kejaran mobil dengan kecepatan tinggi dan tentu saja action yang memukau.



Dari deretan pemainnya, ada Daniel Craig yang kembali memerankan James Bond dengan sangat baik. Dan masih ada pemain lama yang kembali bergabung, yaitu Ralph Fiennes sebagai M, Naomie Harris sebagai Moneypenny dan Ben Whishaw sebagai Q. Sosok yang menjadi penjahat dalam film ini, Christoph Waltz dapat memerankan karakternya dengan sempurna, mempunyai kemampuan untuk menjadi jahat dan lucu pada waktu yang sama. Dan yang perannya sangat mencuri perhatian adalah Monica Bellucci dan Lea Seydoux sebagai Bond Girl.











Friday, November 20, 2015

Review: Mission: Impossible – Rogue Nation

Film ini disutradarai oleh Christopher McQuarrie yang juga bertindak sebagai penulis cerita dan skenario. Entah kebetulan atau tidak, film kelima Mission: Impossible ini terasa beda dan menampilkan sejumlah twist yang menarik. Salah satunya adalah karakter Ilsa Faust yang diperankan Rebecca Ferguson.
Penonton pasti akan menebak-nebak dan menanti setiap aksinya untuk memastikan apakah ia karakter antagonis atau protagonis. Selain itu masih ada beberapa twist alias kejutan yang tak kalah menarik dan menjadi keunggulan film ini.
Dari segi eksyen, Mission: Impossible Rogue Nation memang tidak banyak menampilkan ledakan. Tapi tak usah khawatir, film yang diadaptasi dari serial televisi ini menghadirkan adegan-adegan eksyen yang menegangkan dan memacu adrenalin. Yang menarik, Tom Cruise melakoni beberapa adegan berbahaya tanpa pemeran pengganti termasuk saat bergelantungan di pesawat terbang.
Kru film harus memesan lensa kontak khusus bagi Tom agar matanya terlihat melek meski sedang memejamkan mata saat bergelantungan di pintu pesawat. Sebagai seorang yang memiliki lisensi pilot, Tom Cruise memang penasaran dan bersikeras melakoni adegan berbahaya itu. Kabarnya, pria berusia 53 tahun itu sampai enam kali mengalami cedera saat syuting film ini.
Bukan hanya Tom Cruise, pemain lainnya juga tak kalah cemerlang. Christopher McQuarrie mampu memberikan porsi peran dan pengembangan karakter yang cukup seimbang. Rebecca Ferguson yang berperan sebagai Ilsa Faust berhasil memerankan karakternya yang abu-abu dengan baik. Pemeran Benji, Simon Pegg, kembali menampilkan unsur humor yang mampu mencairkan ketegangan.
Ving Rhames kembali tampil sebagai Luther. Ving bersama Tom menjadi pemain yang selalu tampil di lima film Mission: Impossible. Jeremy Renner tampil apik meski lebih banyak beraksi di belakang layar. Endingnya juga cukup menarik. Tim IMF (Impossible Mission Force) dipastikan mempunyai pimpinan baru yang kemungkinan akan tampil di film keenam nanti. Hasilnya tak mengecewakan.

Perjuangan Tom Cruise, pemain lainnya dan seluruh kru berbuah manis. Mission: Impossible Rogue Nation mendapat sambutan cukup bagus dari sejumlah kritikus. Film ini juga berhasil memuncaki box office Amerika Serikat di pekan pertama perilisannya.

Monday, November 16, 2015

Review: Inside Out


Disney Pixar Animated Studios is back! Rumah produksi film animasi Hollywood yang terkenal akan kekuatan kualitas cerita, gambar dan pesan ditiap filmnya ini sebut saja Trilogy Toy Story, A Bugs Life, Finding Nemo, Up dan lainnya. Kali ini di Summer 2015, Pixar menghadirkan sebuah animasi yang saya yakin INSIDE OUT ini akan berjaya pada ajang penghargaan film bergengsi seperti Golden Globe dan Oscar 2016 mendatang.



Ide cerita yang sangat original untuk sebuah film animasi sangat berhasil disajikan lewat INSIDE OUT. Kisah tentang 5 emosi yang berada didalam jiwa seseorang digambarkan penuh dengan warna, pesan, dan ringan. Ini adalah sebuah new experience yang takkan pernah bisa dilupakan dimana kita bisa menyaksikan sebuah film yang tak hanya menghibur juga mempunyai pesan yang amat kuat, original sekaligus bisa mempelajari sebuah emosi dan perasaan dalam diri seseorang.


Jajaran pengisi suara pun memberikan performa terbaiknya. Mereka semua berhasil membangun chemistry satu sama lain baik itu antara Riley dan kedua orangtuanya, Riley dengan kelima emosinya dan chemistry antara kelima emosi itu.


Hal-hal yang selama ini mungkin hanya ada didalam imajinasi saja, hal-hal imajinasi itu berhasil divisualkan dengan sangat baik ketika adegan Joy dan Sadness datang ke Imagination Land. Sang filmmaker benar-benar keren dalam storytelling. Klimaks yang dihadirkan diending film pun berhasil disajikan dengan sempurna lengkap dengan sisi emosional yang amat menyentuh. Disepanjang credit title, Film Inside Out masih memberikan beberapa adegan yang menghibur lewat kelima karakter emosi yang bermunculan bukan dari diri Riley melainkan mahkluk hidup lainnya.


Untuk segi visual pun tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Disney Pixar selalu memberikan suguhan terbaiknya. Hal itu sudah terbukti lewat beberapa judul film animasi yang sudah disebutkan diawal paragraf.

Overall, secara keseluruhan INSIDE OUT sangat memuaskan. Best Animated Movie of The Year so far! :’)


Review: Minions - Terima Kasih


Film 'Minions' hadir dengan suasana baru. Mengapa? Sebab, cerita yang ditawarkan lebih ringan dan sangat menarik untuk ditonton. Terlebih, film ini rilis bertepatan dengan momen liburan anak sekolah.

                                   

Gaya bahasa para minion terbilang unik. Kita mungkin tak akan mudah memahami ucapannya. Tokoh ikonik berwarna kuning ini nampaknya harus memiliki kamus sendiri ya. Namun, hal ini justru yang membuat para penonton terhibur dan tertawa.

                                  

Sesekali, kita akan mendengar para minion mengucapkan bahasa dari berbagai negara. Bahkan, diakhir film, para minion mengucapkan "terima kasih" kepada penonton. Hal ini terbilang wajar. Pasalnya, ibu dari sutradara Pierre Coffin adalah orang Indonesia.

                                          

Para minion juga hadir dengan nyanyian khas mereka. Tak hanya menyanyi, Kevin cs juga berjoget yang membuat peonton tergelitik. Efek visual dan suara dari film dapat membuat penonton ikut terhanyut dalam cerita yang disajikan. Alur cerita yang ringan itu ternyata dapat diterima oleh semua umur, termasuk anak-anak. Film 'Minions' dapat dijadikan salah satu alternatif mengisi waktu liburan.



Wednesday, October 21, 2015

Review Avengers: Age of Ultron


Berbeda dengan Film sebelumnya yang fokus pada invasi alien pimpinan Loki, Age of Ultron fokus pada ancaman di bumi yang merupakan kesalahan Tony Stark. Ultron proyek robot penjaga perdamaian karya Tony Stark yang rencananya bertugas untuk membasmi kejahatan dibumi, termasuk menghancurkan sisa sisa Hydra. Permasalahannya, Ultron Jadi selft aware dan menganggap bahwa ancaman sesungguhnya adalah manusia itu sendiri.  Ultron beranggapan cara satu satunya membuat bumi damai adalah dengan memusnahkan ras manusia.


Cerita berawal ketika Tony Stark mempunyai ide untuk membuat robot AI yang bisa berpikir sendiri. Robot ini rencananya dibuat secara masal dan menggantikan avenger. Tony sebenarnya peduli dengan Team. Dia tidak ingin ada korban terluka atau terbunuh dari Teamnya. Permasalahannya, Keputusannya tidak didiskusikan dahulu dengan team Avenger.


Apa yang terjadi setelahnya? Seperti anda lihat di trailenya, Ultron versi awal keluar dari lab di Gedung Avenger dan mengancam Avenger. Ultron versi awal memang sukses dihancurkan oleh team avenger, namun Software AI dari ultron lepas kendali ke internet. Team Avenger marah kepada Tony stark karena proyek Ultron tidak didiskusikan terlebih dahulu. Yang paling marah adalah Thor (anda bisa lihat di trailer thor memegang leher Stark). Mengapa Thor begitu marah? Anda bisa lihat di review Spoilernya.


Bagaimana Dengan Hydra? Hydra walaupun sudah lemah sejak kejadian di Captain America: Winter solider  terus berusaha menyusun kekuatan dan berusaha menghancurkan tim Avenger dari dalam. Teknik ini mirip dengan teknik yang dipakai Oleh Loki. Hydra sendiri tidak begitu berperan disini, namun kelahiran Ultron tidak lepas dari Hydra.

Hal yang paling penting, Kebanyakan adegan Avenger Tidak terjadi di amerika, namun terjadi diluar amerika seperti Korea, Italia, Inggris dan Africa selatan dan negara fiksi pecahan soviet bernama Sovakia. Bagi anda yang mengikuti TV Seri Agent Of Shield, team Shield pimpinan Coulson tidak begitu tahu kejadian ini. Sangat berbeda dengan Avenger pertama dengan musuh alien yang menyerang NewYork.

Secara pribadi, Age of Ultron cukup fresh dan adegan adegannya. Selain itu, walaupun tokoh marvel sangat banyak, namun sang sutradara memberi porsi yang ideal untuk masing-masing tokohnya. Dibanding Avenger pertama, Jalan cerita di Age of Ultron lebih dalam dan dialognya sangat renyah. Artinya apa? anda bukan hanya menikmati adegan actionnya saja, dialog sederhana di Avenger ini juga bisa membuat anda terhibur. Film ini tidak terlalu serius dan bagi saya sendiri, Ultron tidak sekuat yang saya kira.

Bagaimana pendapatmu tentang Avengers: Age of Ultron? Berikan pendapatmu di kolom komentar .

Monday, October 19, 2015

Review: Furious 7

Review Fast and Furious 7
Secara keseluruhan film ini sangatlah menghibur, bahkan secara pribadi menurut saya film ini jauh lebih baik dari segi cerita dibanding 3 seri sebelumnya. Walaupun sepintas mirip cerita pada seri sebelumnya yang juga memperebutkan sebuah teknologi canggih antara dua kubu, namun eksekusi film ini jauh lebih baik.
Fast & Furious 7
Kalian akan dibuat tertawa berkali-kali dalam setiap adegan film. Rome dalam film ini semakin ditonjolkan sebagai pemecah ketegangan suasana dan sangat berhasil. Hal ini mengingatkan dengan terhiburnya kita saat menyaksikan 2 Fast 2 Furious dan Tokyo Drift. Saya yakin mendiang Paul Walker pun akan sangat terhibur dengan film ini.
Furious-7-photo-1
Walaupun untuk aksi stunt pertarungan dan balapannya banyak trik yang tidak masuk akal dan bahkan bersifat cocoklogi, namun rasanya untuk film aksi saat ini se-mainstream fast & furious hal ini sudah bisa dimaklumi karena diperlukan sebagai bumbu untuk mengundang decak kagum penonton. Walaupun menurut saya sendiri film ini jadi terasa seperti film Chuck Norris dan juga serial The Expendables yang banyak melibatkan adegan tidak masuk akal. Kemunculan Shaw di berbagai tempat secara tiba-tiba menghajar puluhan orang sendirian bagi sebagian orang akan mengingatkannya dengan aksi Chuck Norris.
fast-and-furious-7-screenshot-paul-walker-brian-oconner1
Dari segi visual film kali ini juga sangat baik, karena adegan pertarungan memiliki visual sekelas dengan film-film Marvel yang juga melibatkan banyak pertarungan, kehancuran gedung, mobil dan sebagainya. CGI yang digunakan untuk “menghadirkan” Paul Walker juga cukup rapi, walaupun jika dibandingkan dengan Paul Walker, rahangnya akan terlihat lebih besar dan kotak. Kehadiran Paul Walker ini dimungkinkan berkat bantuan Cody Walker dan Caleb Walker, saudara Paul Walker yang tentu saja sepintas memiliki kemiripan dengan sang almarhum.
Saya juga salut dengan 5 menit terakhir adegan film ini yang benar-benar ditujukan pada Paul. Kalimat pidato Vin Diesel yang pernah ditujukan untuk sang almarhum dan juga lagu khusus buatan Ludacris yang ditujukan pada mendiang Paul pun diputar sebagai BGM pada adegan ini. Pada adegan terakhir juga terlihat Brian yang mengemudikan mobil berwarna putih dan mengambil jalan yang berbeda dengan Dom.
Apa pendapatmu tentang Furious 7? Berikan pendapatmu di kolom komentar

Saturday, October 17, 2015

Review: Jurassic World


Film ini bisa jadi lebih baik ! 45 menit pertama sangat membuat tercengang, kayak rasanya penonton berkunjung ke taman itu. Sinematografinya memuaskan, atraksi-atraksinya sangat inovatif dan taman itu diisi dengan banyak sekali ekstra (pengunjung), yang seperti taman sungguhan. Ada banyak scene manusia melawan binatang yang menarik dan banyak juga scene yang bisa dibilang cukup membuat jantung berhenti. Penulis naskah patut mendapat pujian atas film ini. Ada juga karakter - karakter yang ditampilkan dengan apik, tapi sayangnya karakter tersebut tidak terlalu dikembangkan penceritaannya.


Ketika actionnya terjadi, jalan cerita menjadi tidak bagus. Kalau film ini mempertahankan aspek seriusnya, mungkin film ini berhak mendapat nilai 8 atau 9. Tapi sayangnya, sang sutradara memilih untuk memasukkan guyonan guyonan yang diletakkan di adegan yang bisa dikatakan adegan menakutkan yang membuat scene tersebut tidak serius. Karakter-karakternya bisa dikatakan tidak terlalu penting karena karakter tersebut mengalami keadaan yang mengancam mereka malah menanggapinya dengan biasa saja. Penampilan Bryce Dallas Howard menjadi korban karena menanggapi hal serius dengan biasa saja. 


Tapi, setidaknya adegan actionnya lebih bagus dari yang diharapkan karena memakai efek CGI. CGI nya sangat realistis. Namun, CGI tidak bisa menyelamatkan film ini. Agak sedikit bosan walaupun ada plot twist yang keren. Film ini bisa dijadikan seperti film horor seperti 2 film pertama Jurassic Park, tapi nyatanya film ini diperuntukkan untuk remaja. 

6 / 10